Profil Desa Windusari

Ketahui informasi secara rinci Desa Windusari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Windusari

Tentang Kami

Jelajahi Desa Windusari, pusat pemerintahan Kecamatan Windusari, Magelang. Kenali perannya sebagai jantung ekonomi lereng Gunung Sumbing, pusat agribisnis sayuran dataran tinggi, serta denyut nadi sosial dan perdagangan bagi masyarakat sekitar.

  • Pusat Pemerintahan dan Ekonomi

    Desa Windusari berstatus sebagai ibu kota Kecamatan Windusari, menjadikannya pusat segala aktivitas pemerintahan, layanan publik, pendidikan, dan kegiatan ekonomi perdagangan yang vital bagi desa-desa di sekitarnya.

  • Lumbung Hortikultura Lereng Sumbing

    Berada di dataran tinggi yang subur di lereng Gunung Sumbing, desa ini merupakan lumbung utama sayuran dan tembakau berkualitas tinggi, yang menjadi komoditas andalan dan motor penggerak ekonomi agrarisnya.

  • Peran Sentral Pasar Tradisional

    Keberadaan Pasar Windusari menjadi jantung perekonomian lokal, berfungsi sebagai pusat distribusi hasil bumi dari para petani di seluruh kecamatan kepada para pedagang dari berbagai daerah.

XM Broker

Desa Windusari, yang menyandang nama yang sama dengan kecamatannya, memegang peranan krusial sebagai pusat pemerintahan dan episentrum kegiatan ekonomi di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Berada di ketinggian yang sejuk di lereng Gunung Sumbing, desa ini bukan hanya sekadar pusat administratif, melainkan juga jantung kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Dengan udaranya yang segar dan tanahnya yang subur, Desa Windusari menjadi lumbung hortikultura yang vital, sekaligus menjadi arena perputaran roda ekonomi melalui pasar tradisionalnya yang ramai. Wilayah ini merupakan perpaduan harmonis antara fungsi birokrasi, dinamika agribisnis dan kehidupan sosial masyarakat pegunungan yang tangguh.

Geografi dan Pusat Administratif

Secara geografis, Desa Windusari terletak di kawasan dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata di atas 700 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Desa Windusari yakni sekitar 318 hektare atau 3,18 kilometer persegi. Topografinya bergelombang, khas daerah lereng gunung, dengan lahan yang dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian lahan kering, terutama tanaman sayur-mayur dan tembakau. Suhu udara yang sejuk sepanjang tahun menjadi anugerah alam yang mendukung keberhasilan budidaya komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi.Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Windusari menjadi lokasi bagi berbagai kantor dan fasilitas publik penting. Kantor Camat Windusari, Polsek, Koramil, hingga Kantor Urusan Agama (KUA) dan pusat layanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) semuanya terpusat di sini. Secara administratif, Desa Windusari berbatasan dengan Desa Tanjungsari di sebelah utara, Desa Candisari di sebelah timur, Desa Genito di sebelah selatan, serta Desa Ngemplak di sebelah barat. Posisinya yang sentral dan didukung oleh infrastruktur jalan yang memadai menjadikannya titik simpul yang mudah diakses dari seluruh penjuru kecamatan, memperkuat perannya sebagai pusat layanan dan koordinasi pemerintahan.

Demografi dan Kehidupan Masyarakat

Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Windusari mencapai 5.834 jiwa. Dengan luas wilayah 3,18 kilometer persegi, maka kepadatan penduduknya berada di angka 1.834 jiwa per kilometer persegi. Angka ini mencerminkan konsentrasi penduduk yang tinggi, khas sebuah pusat kecamatan di mana kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pemerintahan terpusat.Struktur sosial masyarakat Desa Windusari sangat dinamis. Sebagian besar penduduknya masih mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama, menggarap lahan subur di lereng Sumbing. Namun banyak pula yang berprofesi sebagai pedagang, aparatur sipil negara (ASN), guru, serta penyedia jasa lainnya seiring dengan fungsinya sebagai pusat layanan. Kehidupan masyarakatnya dikenal religius dan memegang teguh adat istiadat serta nilai-nilai kebersamaan. Semangat gotong royong masih sangat kental, terutama dalam kegiatan pertanian dan acara-acara sosial kemasyarakatan. Interaksi yang intens antara penduduk asli dan para pendatang yang bekerja atau bersekolah di sini menciptakan sebuah komunitas yang heterogen namun tetap harmonis.

Potensi Ekonomi: Agribisnis Sayuran dan Jantung Perdagangan

Pilar utama perekonomian Desa Windusari ialah sektor agribisnis, khususnya budidaya sayuran dataran tinggi. Lahan pertanian di desa ini menjadi sumber penghasil utama aneka sayuran seperti kubis, sawi, kentang, wortel, dan daun bawang. Selain itu, tembakau juga menjadi komoditas andalan yang ditanam secara luas oleh para petani, terutama saat musim kemarau. Kualitas hasil panen dari Windusari telah dikenal luas, menjadikannya pemasok penting bagi pasar-pasar di Magelang, Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah.Seorang petani lokal menuturkan, "Tanah di sini sangat subur karena dekat dengan gunung. Apapun yang ditanam, hasilnya bagus. Sayuran dari Windusari terkenal segar. Saat panen, para tengkulak dari kota sudah datang langsung ke sini untuk membeli."Aktivitas agribisnis ini didukung penuh oleh keberadaan Pasar Windusari. Pasar tradisional ini merupakan jantung perputaran ekonomi tidak hanya bagi Desa Windusari, tetapi juga bagi seluruh kecamatan. Setiap hari pasaran, pasar ini menjadi titik temu antara petani yang membawa hasil buminya dan pedagang yang datang dari berbagai daerah. Pasar ini berfungsi sebagai pusat distribusi utama, tempat ditetapkannya harga komoditas, sekaligus pusat informasi bagi para pelaku agribisnis. Di luar pasar, geliat ekonomi juga terlihat dari banyaknya toko kelontong, warung makan, penyedia sarana produksi pertanian (saprotan), dan aneka jasa yang melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Sebagai pusat kecamatan, Desa Windusari menjadi prioritas dalam hal pembangunan infrastruktur dan layanan publik. Pemerintah Desa Windusari, yang dipimpin oleh seorang kepala desa, bekerja sinergis dengan pemerintah kecamatan untuk merancang dan melaksanakan program pembangunan. Fokus utama pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas infrastruktur jalan untuk menunjang kelancaran transportasi hasil pertanian dari dusun-dusun ke pusat desa dan pasar.Pemanfaatan Dana Desa dan alokasi anggaran lainnya digunakan untuk perbaikan jalan usaha tani, penguatan talud penahan longsor yang rawan terjadi di daerah perbukitan, serta peningkatan fasilitas umum seperti balai desa dan sarana olahraga. Di bidang layanan publik, keberadaan fasilitas pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah atas (SD, SMP, SMA/SMK), serta Puskesmas dengan fasilitas yang memadai, menjadikan Desa Windusari sebagai pusat pendidikan dan kesehatan bagi seluruh warga kecamatan. Komitmen pemerintah dalam menjaga dan meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan ini menjadi kunci untuk mempertahankan peran vital desa sebagai pusat pertumbuhan.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial dan budaya di Desa Windusari sangat dipengaruhi oleh latar belakangnya sebagai masyarakat agraris pegunungan yang religius. Mayoritas penduduknya merupakan pemeluk agama Islam yang taat, sehingga kegiatan keagamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Masjid Jami` di pusat desa menjadi sentra kegiatan ibadah dan perayaan hari besar Islam yang selalu diikuti dengan antusias oleh warga.Di sisi budaya, masyarakat Desa Windusari masih melestarikan berbagai kesenian dan tradisi lokal. Kelompok-kelompok kesenian tradisional seperti "topeng ireng" atau "soreng" kerap tampil dalam berbagai acara desa, seperti perayaan hari kemerdekaan, merti desa (bersih desa), atau hajatan warga. Tradisi ini menjadi sarana hiburan sekaligus cara untuk mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Kearifan lokal dalam membaca tanda-tanda alam untuk menentukan waktu tanam yang tepat juga masih banyak dipraktikkan oleh para petani, menunjukkan hubungan yang erat antara manusia dan alam di lereng Gunung Sumbing.